Kisah Nyata di Balik Pasangan Tua yang Berpelukan di Film Titanic

Cinta sejati

Dua puluh tahun sudah berlalu sejak pertama kali film Titanic dirilis. Film yang cukup menyita perhatian masyarakat dunia karena dibuat berdasarkan kisah nyata itu tidak melulu soal cinta Jack dan Rose yang pada akhirnya juga tidak bisa bersatu.

Dalam film tersebut sekilas diperlihatkan adegan sepasang suami istri yang usianya sudah tidak muda lagi dan mereka pasrah bersama-sama menghadapi maut yang sudah didepan mata dengan berpelukan diatas tempat tidur.

Meskipun adegan itu cukup singkat, tampaknya pasangan tua yang terlihat memiliki cinta yang kuat dan menginspirasi banyak orang itu juga cukup mencuri perhatian penonton. Banyak yang penasaran apakah kisah tersebut benar-benar kisah nyata penumpang kapal Titanic yang tenggelam pada april 1912 atau hanya karangan belaka.

Kisah itu benar adanya. Dua orang tua tersebut adalah Ida Straus dan Isidor Straus. Mereka merupakan penumpang kapal Titanic first class yang baru saja pulang liburan musim dingin dari Perancis yang membawa serta pembantu mereka John Farthing dan Ellen Bird. Mereka ingin kembali ke negara mereka Amerika menggunakan kapal naas yang menabrak gunung es raksasa itu.

Isidor Straus, 67 tahun, adalah seorang pebisnis dan politikus keturunan Jerman Amerika. Beliau juga merupakan pendiri Macy's Department Store yang merupakan salah satu yang terbesar di New York. Sedangkan Ida, 63 tahun, adalah seorang ibu rumahtangga. Pasangan yang memiliki tujuh orang anak ini semasa hidupnya dikenal selalu bersama-sama dan tak terpisahkan.

Pasangan yang menikah pada tahun 1871 ini merupakan salah satu penumpang terkaya di kapal Titanic. Mereka menempati kamar mewah dan indah yang diimpikan banyak orang di masa itu.

Saat mengetahui Titanic menabrak gunung es dan akan segera tengelam, para penumpang berlomba-lomba memasang pelampung di badan mereka dan berlarian menuju boat-boat kecil untuk menyelamatkan diri. Begitupun dengan Ida dan Isidor. Sayangnya lelaki tidak diutamakan untuk diselamatkan. Anak-anak dan wanitalah yang terlebih dahulu harus menaiki boat.

Karena Isidor merupakan penumpang first class dan juga terkenal di kalangan atas, petugas memberikannya kesempatan untuk naik ke boat bersama istrinya. Dengan gagahnya beliau menolak tawaran itu dan menyuruh petugas untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak terlebih dahulu. Namun beliau sempat mengatakan bahwa ia akan naik boat besama-sama istrinya jika penumpang yang lainnya sudah diselamatkan.

Colonel Archibald Gracie IV, penumpang selamat Titanic sekaligus saksi mata kejadian tersebut menyatakan bahwa Ida saat itu mengatakan tidak akan pergi tanpa suaminya. Ia kemudian memberikan pelampungnya kepada pembantunya Ellen Bird karena ia tidak lagi membutuhkan alat pelampung dan menyuruh pembantunya itu menyelamatkan diri dengan menaiki boat yang seharusnya ia tempati. Ia ingin tetap bersama-sama dengan suaminya sampai ajal menjemput.

Isidor dan Ida Straus yang asli.

Kisah Nyata di Balik Pasangan Tua yang Berpelukan di Film Titanicworms.de

Para saksi mata menyebutkan terakhir kali melihat pasangan ini di dek kapal saling berpelukan dan menggenggam tangan, dengan tenang menunggu Titanic tenggelam. Apa yang dilakukan pasangan itu merupakan sebuah adegan paling mengharukan menjelang tenggelamnya Titanic yang menjadi bukti cinta sejati dan kesetiaan itu benar-benar ada.

Titanic akhirnya benar-benar tenggelam pukul 2.20 pagi dan keduanyapun sama-sama meninggal dunia pada 15 April 1912. Tak lama setelah itu, kapal-kapal penyelamatpun datang untuk mencari tubuh korban di lautan dan menyelamatkan korban yang mungkin masih hidup.

Dalam proses pencarian, sebuah mayat ditemukan oleh kapal kabel Mackay-Bennett dan dibawa ke Halifax, Nova Scotia. Setelah dilakukan proses identifikasi diketahui mayat tersebut adalah Isidor Straus dan akhirnya dikirim ke New York tempat tinggal terakhirnya.

Isidor dimakamkan oleh keluarganya di Makam Straus-Kohns di Beth-El Cemetery di Brooklyn dan kemudian dipindahkan ke Makam Straus di Woodlawn Cemetery di Bronx pada tahun 1928.

Sedangkan jasad Ida Straus hingga saat ini tidak pernah ditemukan dan untuk mengenangnya, anak-anak Isidor dan Ida mengambil air laut tempat Titanic tenggelam. Air tersebut dimasukkan kedalam guci dan diletakkan di makamnya yang bersebelahan dengan suaminya.

Untuk mengenang dua orang kaya yang rendah hati dan saling setia ini, dibuatlah patung keduanya di Isidor and Ida Straus Memorial yang berlokasi di Straus Park di Manhattan. Di sana juga terdapat plakat sebagai bukti cinta sejati keduanya.

Plakat untuk mengenang Isidor dan Ida Straus.

Kisah Nyata di Balik Pasangan Tua yang Berpelukan di Film Titanicia.meaww.com

Meskipun keduanya meninggal dalam sebuah tragedi menyedihkan, namun kisah indah cinta mereka tidak akan pernah terlupakan dan justru sangat patut kita contoh.

Anne Yaa Photo Verified Writer Anne Yaa

Travel, food, flowers, nature enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya