Setelah Fotonya dan Sang Putri Viral, Curhatan Ayah Ini Akan Membuatmu Terharu

Pada akhir Oktober lalu salah satu media Inggris, Daily Mail, memuat sebuah cerita para ayah yang memakai kostum Halloween unik untuk putrinya. Judul berita itu adalah 'Benar-benar menakutkan! Kostum gila ayah-dan-anak ini memperlihatkan ayah berdandan sebagai Princess Leia hingga desainer Karl Lagerfeld'. Secara umum Daily Mail menyebutkan bahwa para ayah tidak memiliki pilihan lain selain menuruti apa permintaan putri-putri mereka.

Salah satu ayah keberatan dengan isi berita tersebut dan memutuskan untuk mencurahkan isi hati lewat akun Imgur-nya.

Namanya John Esquivel. Salah satu fotonya bersama sang putri yang berusia sepuluh tahun dimuat dalam artikel Daily Mail tersebut. Dia merasa keberatan dengan bagaimana media tersebut mengemas cerita mereka dimana seakan-akan sang ayah merasa terpaksa berdandan untuk putrinya. Untuk membantah narasi itu, John pun mencurahkan isi hatinya melalui akun Imgur miliknya, thejohnblog.

John memberi judul curahan hatinya dengan 'Aku adalah ayah yang berdandan sebagai Princess Peach demi putriku, dan inilah responku kepada mereka yang menyebutku "Berani" atau mencoba membuatku seakan-akan tidak jantan...'.

Berikut ini isi curahan hati John Esquivel yang mengharukan:

Jadi, akhir-akhir ini fotoku dan putriku di acara mini comic con (sebuah acara untuk penggemar komik dan game yang memberi kesempatan mereka untuk memakai kostum-kostum tertentu) beredar luas di internet. Seperti anak-anak zaman sekarang bilang, jadi viral. Secara alami foto itu menghasilkan banyak komentar positif dan negatif.

Satu dari tautan terakhir yang aku lihat dari Daily Mail dan kalimat yang mendahului foto-foto di situ menggangguku. Menyatakan bahwa beberapa ayah "Tidak memiliki pilihan lain berkaitan dengan kostum-kostum Halloween" dan terpaksa "menerima apapun". Aku juga sempat membaca komentar "Itu berani" atau favoritku "Injil menyebutkan bahwa kamu tidak seharusnya tidak berdandan seperti wanita". Maka, aku ingin berkata...

Ketika kamu menjadi seorang ayah, tidak butuh kerja keras untuk membuat anakmu bahagia. Sejak mereka masih bayi hingga di titik manapun yang membuatmu memutuskan bahwa mereka sudah menjadi orang dewasa, ini (membahagiakan anak) tidaklah sulit.

Baca Juga: 8 Anak Paling Jenius Sepanjang Zaman, Prestasinya Bikin Heran!​

Jika mereka ingin bersikap konyol dan mengekspresikan diri, dan ingin melibatkanmu (bocoran: mereka akan selalu melibatkanmu), kamu bisa bersikukuh menggunakan maskulinitasmu atau menjalankan hobi-hobimu dan berkata,"Tidak sayang, aku tidak akan bermain boneka-bonekaan denganmu. Mungkin ibu mau melakukannya," atau "Pertandingannya segera dimulai, Sayang, pergilah ke kamarmu..." atau kamu bisa berusaha sedikit saja.

Aku dan istriku bercerai awal tahun ini. Perceraian tersebut membuat putriku sangat sedih dan pekerjaanku jadi terasa sedikit lebih berat. Aku harus memprioritaskan semangat-semangat positif, menciptakan waktu-waktu bersama yang menyenangkan, tapi tetap berhati-hati dengan sebutan "Disneyland Dad" (julukan untuk ayah yang tidak memiliki hak asuh dan memanfaatkan waktu pertemuan untuk mengajak anaknya bersenang-senang hingga melupakan tugas sekolah). Ayah yang memiliki sedikit waktu dengan anaknya bisa melupakan aturan dan kedisiplinan agar selalu menjadi ayah baik.

Aku sering menjadi ayah tidak baik. Aku mengingatkannya bahwa ibunya dan aku masih memiliki ekspektasi-ekspektasi terhadapnya dan kelakuannya. Kamu berusaha membesarkannya untuk menjaga agar dia memiliki kebaikan, rasa ingin tahu, dan komitmen terhadap pendidikan. Dan ketika kami bersama, aku memiliki tugas sebagai seorang ayah. Aku perlu meyakinkannya bahwa perubahan dan tekanan dunia tidak semestinya membebaninya. Aku wajib mengingatkannya bahwa ada kebahagiaan dalam kegiatan kami bersama dan apapun proyek atau ide kreatif yang dia miliki itu sama pentingnya dengan apapun yang telah kurencanakan.

Terkadang itu berarti aku harus memakai kostum Puteri. Meskipun ini berarti aku akan diberi komentar-komentar negatif oleh teman-teman kantor, lelaki insecure, penceramah Injil, atau orang-orang yang punya homofobia. Dulu aku sangat pemalu saat seusia putriku. Aku berjuang keras untuk memastikan dia tidak akan melupakan kekonyolannya hanya karena "ada orang-orang yang memandanginya".

Kami bernyanyi dengan kencang di supermarket. Kami berdansa saat mengantri, dikelilingi orang-orang yang menyuruh anak-anak mereka untuk "diam". Tentu saja ada waktu-waktu di mana aku mengingatkannya agar kita tidak menjadi pengganggu seperti saat makan malam di restoran atau di perpustakaan. Tapi, aku tidak ingin dia tumbuh berpikir bahwa dia harus berbisik-bisik di antara kerumunan, atau bahwa ide-idenya tidak penting, atau apapun yang seperti itu.

Tugasku sebagai seorang ayah itu berat. Ini adalah yang terberat yang pernah kujalani. Namun, membuat anakmu bahagia itu tidak sulit. Aku akan memakai gaun, aku akan mendengar tempurung lututku berbunyi saat aku harus membungkuk waktu pesta teh, aku akan turut bernyanyi lagu pop yang tak akan pernah aku dengarkan sendiri dalam berjuta-juta tahun. Jika ada yang ingin memanggilku banci, atau lebih buruk lagi, maka aku akan memberimu cium jauh dari gaun cantikku, dan aku akan berdoa untuk anak malangmu.

Dari curhatan tersebut kita bisa tahu betapa sayangnya John Equivel terhadap putrinya yang pasti mengalami saat-saat berat ketika tahu orangtuanya bercerai. John adalah seorang ayah panutan.

Baca Juga: 10 Fakta Tentang 'Trolls', Salah Satu Film Animasi Paling Dinanti Tahun Ini