Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazi

Sosok yang tak terlupakan

Lagu 'Kasih Ibu', khususnya bagian 'Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia' rasanya sangat cocok untuk menggambarkan Irena Sendler.

Bukan ibu kandungnya, bukan ibu tirinya, tetapi Irena Sendler tetap menunjukkan sikap keibuannya dengan menyelamatkan ribuan anak Yahudi dari cengkeraman Nazi. Berikut tujuh fakta terkait sosok yang luar biasa ini, dilansir situs Irena SendlerTED-edHolocaust Mattersdan sumber lainnya.

1. Lahir dari keluarga Katolik di kota yang menjadi rumah banyak orang Yahudi

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazifoto Irena Sendler dan kedua orangtua (unbelievable-facts.com)

Irena Sendler lahir dengan nama Irena Krzyżanowska pada 15 Februari 1910 di Warsawa, Polandia. Ia adalah buah hati dari pasangan Dr. Stanisław Krzyżanowski dan Janina.

Saat itu, Irena menetap di kota yang menjadi rumah banyak orang Yahudi. Ayahnya merawat pasien-pasien Yahudi yang mengidap tifus. Ya, di saat dokter lain menolak untuk membantu, Dr. Stanisław melangkah maju untuk mengobati pasien yang mengidap penyakit menular dan mematikan. Sebagai akibat, tulang keluarga ini meninggal tahun 1917 karena tertular.

Aksi heroik dan ajaran ayahnya menginspirasi Irena menjadi sosok yang kita kenal saat ini.

'Kalau kamu melihat orang yang tenggelam, bantulah orang itu meskipun kamu tidak bisa berenang,'

'Hanya ada dua jenis orang di dunia, baik atau buruk tanpa memedulikan ras, agama, atau kepercayaan. Kebanyakan orang bersifat baik.'

Dua kutipan tersebut membekas di hati dan pikiran Irena. Sampai-sampai, ia mengingat kata-kata inspiratif ini bahkan saat menginjak usia 95 tahun.

2. Irena geram dengan perlakuan diskriminatif yang diterima teman Yahudi

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazifoto Irena Sendler (lowellmilkencenter.org)

Sebagai orang yang hidup berdampingan dengan orang Yahudi, bagaimana mungkin ia bisa menerima tindakan diskriminatif yang diterima orang Yahudi? Apalagi, mereka menawarkan untuk membayarkan uang sekolah Irena.

Sikap geram karena diskriminasi ini menjadi aksi ketika ia menempuh pendidikan di Universitas Warsawa. Melansir situs Irena Sendler, ia menentang 'Bangku Ghetto', yakni sistem yang memisahkan tempat duduk mahasiswa Yahudi dan mahasiswa lainnya. Tidak hanya itu, ia merusak kartu nilainya. Oleh karena itu, Irena dijatuhi hukuman berupa skors selama tiga tahun.

3. Membantu banyak keluarga Yahudi di Warsawa

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazifoto Irena Sendler (iwak.pl)

Menurut TED-edcita-cita sosial dan rekan-rekan pekerja sosial Irena juga menjadi aspek yang menginspirasinya untuk menolong berbagai keluarga Yahudi di Warsawa. Namun, tahun 1939, Jerman Nazi menginvasi Polandia sambil membawa hukum yang semakin menekan hak orang Yahudi.

Setahun kemudian, Adolf Hitler mengumumkan bahwa ratusan ribu orang Yahudi di Warsawa harus menetap di tempat yang dinamakan 'Ghetto Warsawa' dengan luas hanya mencapai 3.4 kilometer persegi. Ribuan meninggal tiap bulannya karena penyakit dan kelaparan.

Untuk memasuki tempat yang terisolasi tersebut, Irena perlu menggunakan surat sebagai pekerja sosial Polandia dan surat dari salah satu pekerja Departemen Penyakit Menular. Mengutip All That's Interesting, Jerman Nazi memang tidak peduli dengan orang-orang di Ghetto Warsawa. Namun, mereka takut dengan penyakit tifus yang menular. Itulah salah satu alasan mengapa dokter bisa keluar masuk Ghetto Warsawa.

Baca Juga: Si Pemburu Nazi, 12 Fakta Simon Wiesenthal

4. Menyelundupkan banyak anak keluar dari Ghetto Warsawa

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazifoto Irena Sendler (commons.wikimedia.org/Mariusz Kubik)

Akses yang diperoleh Irena untuk keluar masuk Ghetto Warsawa menjadi kesempatan emas bagi dirinya untuk berkontribusi lebih banyak. Sebagai anggota Zegota sekaligus kepala Divisi Anak, ia dan rekannya menyelamatkan kurang lebih 2.500 anak dari cengkeraman Nazi.

Zegota itu sendiri merupakan kelompok bawah tanah Polandia untuk membantu orang Yahudi. Kamu ingat salah satu pekerja Departemen Penyakit Menular yang memberikan Irena surat untuk masuk Ghetto Warsawa? Ya, ia juga menjadi anggota Zegota.

Untuk menyelundupkan anak keluar dari Ghetto Warsawa, situs Irena Sendler mencatat berbagai metode yang digunakan, yaitu

  • Menggunakan ambulans, anak disembunyikan di bawah tandu
  • Melarikan diri lewat gedung pengadilan
  • Melarikan diri dengan menggunakan pipa saluran pembuangan atau jalan rahasia bawah tanah lainnya
  • Menggunakan troli yang membawa anak yang disembunyikan dalam karung dan koper
  • Kalau anak tersebut sakit atau bisa pura-pura menjadi sakit, pemakaian ambulans dikatakan legal
  • Beberapa kali Irena menggunakan anjing yang membantu anak melarikan diri

Irena mencatat setiap nama anak yang melarikan diri kemudian menyimpannya di toples kaca. Meskipun taruhannya nyawa, Irena merasa bahwa konsekuensi seperti itu tidak sebanding dengan rasa sakit ketika meyakinkan para orangtua untuk berpisah dengan anaknya.

Mereka yang berhasil melarikan diri dikirim ke berbagai panti asuhan dan lembaga keagamaan yang menerima anak-anak rentan. Mereka juga diberi identitas baru. Itulah mengapa Irena mencatat nama setiap anak, agar mereka dapat berkumpul kembali dengan keluarganya saat perang ini selesai. Sayangnya, hampir semua orangtua dari anak-anak yang diselamatkan meninggal di kamp Treblinka.

5. Ketahuan, ditangkap, dipenjara, dan disiksa

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Naziilustrasi penjara (unsplash.com/Denny Müller)

Tanggal 20 Oktober 1943, Irena dengan nama kode 'Jolanta' ditangkap oleh Gestapo(Geheime Staatspolizei), polisi rahasia Jerman Nazi. Ia dikurung di Penjara Piawiak.

Irena diinterogasi dan disiksa, baik secara mental maupun fisik. Kakinya patah, rasa sakitnya luar biasa. Namun, ia tidak pernah membocorkan informasi yang dibutuhkan polisi. Sebelumnya, Irena dan rekannya sudah mempersiapkan jawaban apabila suatu saat nanti mereka ditangkap polisi. Informasi inilah yang diberikan saat interogasi.

Tidak lama kemudian, perempuan ini dijatuhi hukuman mati.

Hukuman ini bukan akhir dari perjalanan Irena yang heroik. Faktanya, Zegota menyogok polisi Jerman. Esok harinya, Jerman Nazi mengumumkan bahwa Irena telah dieksekusi. Di seluruh kota, terdapat poster yang menyatakan bahwa Irena mati ditembak.

Sampai akhir perang, ia bersembunyi seperti anak-anak yang diselamatkannya. Ketika perang berakhir, Irena membuka toples dan berusaha mencari setiap anak dan orangtuanya yang masih hidup.

6. Hampir dilupakan sejarah

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazifoto Irena Sendler dengan para perempuan perekam sejarah (neh.gov)

Kita sudah belajar banyak mengenai sepak terjang Irena dalam menyelamatkan ribuan anak. Pengetahuan tentang sosok yang hebat ini disebarluaskan oleh empat siswa bernama Megan Stewart, Liz Cambers, Sabrina Coons, dan Jessica Shelton. Tanpa keempat sosok itu, Irena dipastikan akan dilupakan sejarah.

Sebagai proyek Hari Sejarah Nasional pada September 1999, keempat siswa ini mencari informasi mengenai Irena Sendler. Dikutip National Endowment for the Humanities, setelah mendapatkan informasi dari Yayasan Yahudi untuk Orang Berbudi (Jewish Foundation for the Righteous) bahwa Irena masih hidup, keempat siswa ini mengumpulkan uang untuk mengunjungi Polandia dengan menjual permen. Melihat hal ini, orang dermawan dan penyintas Holocaust dari komunitas Yahudi di Kansas City membantu membiayai penerbangan.

Pertemuan ini menjadi pertemanan yang berlangsung selama tujuh tahun sampai kematian Irena pada tahun 2008. Sebelumnya, hanya ada satu situs yang membahas Irena. Akan tetapi, kunjungan empat siswa ini mengubah angka 1 menjadi kurang lebih 750.000, sebagaimana dilansir situs Irena Sendler.

7. Mendapat banyak penghargaan, tetapi ia tidak ingin dianggap sebagai pahlawan

Mengenal Irena Sendler, Penyelamat Ribuan Anak dari Nazifoto Irena Sendler (commons.wikimedia.org/Mariusz Kubik)

Irena menolak sebutan pahlawan. 

'Itu adalah kebutuhan hati saya. Saya hanya melakukan apa yang dilakukan orang baik. Para pahlawan adalah bayi-bayi itu. Mereka adalah pahlawan di hati ibu mereka. Orangtua dan kakek nenek yang menyerahkan anak-anaknya, merekalah pahlawan sejati,' kata Irena.

Ia menyesal tidak dapat berkontribusi banyak. Untuk setiap anak yang diselamatkan Irena dan rekannya, hampir seratus orang pergi menuju kematian mereka di kamp Treblinka.

Bagi dirinya sendiri, ia bukan pahlawan. Namun bagi kita, bagi orang lain, dan bagi orang yang diselamatkannya, Irena menjadi bagian sejarah yang penting yang tidak boleh dilupakan.

Oleh karena peran dan kontribusinya, Irena mendapat berapa penghargaan, seperti penghargaan Yad Vashem tahun 1965, penghargaan Jan Karski tahun 2003, dan nominasi Penghargaan Nobel tahun 2006.

Irena meninggal tanggal 12 Mei 2008. Ia berusia 98 tahun.

Seperti itulah kisah Irena Sendler, sosok inspiratif yang hebat dan tidak mengharapkan imbalan atas pekerjaannya. Bagaimana pendapatmu?

Baca Juga: Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimer

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya