4 Permainan Masa Kecil Usai Sahur yang Ngangenin

Permainan dulunya seru banget!

Bulan Ramadan memang menjadi bulan yang paling dinanti-nanti. Bukan hanya karena limpahan berkah dan rahmat yang diberikan oleh Allah. Tapi karena berbagai macam hal dan kebiasaan yang hanya ada di saat Ramadan.

Seperti kegiatan ngabuburit setiap menjelang maghrib, masjid dan musala penuh setiap malam karena banyak yang taraweh, es buah dan gorengan sebagai menu berbuka, dan lainnya. Hal-hal semacam itu hanya akan terjadi di bulan Ramadan dan selalu dirindukan.

Termasuk permainan masa kecil. Bagi kamu kelahiran 1991-1994, permainan apa saja yang sering kamu lakukan bersama teman-teman usai sahur? Penulis akan membantu mengingatnya lewat beberapa daftar berikut ini.

1. Main Petasan

4 Permainan Masa Kecil Usai Sahur yang Ngangeninngokos.com

Berbeda dari sekarang. Dulu usai sahur, kita paling semangat menuju masjid untuk ikut salat Subuh berjamaah. Tapi kalau boleh jujur, bukan salatnya yang menjadi tujuan utama. Tapi kegiatan setelah itu. Yakni bermain petasan.

Biasanya bermain petasan tidak dilakukan di area rumah sendiri. Tapi bergerombol dan pergi menuju jalan raya, sebagai arena bermain petasan besar-besaran. Mungkin, waktu dulu bermain petasan rasanya seperti berperang melawan tentara penjajah. Melempar petasan ke kelompok lain terasa seperti melempar bom ke tentara lawan.

Ledakan di sana-sini tak dipedulikan meski memekakkan telinga. Kadang kala harus lari tunggang-langgang saat menyadari ada petasan yang jatuh tepat di samping kita. Kadang apesnya, belum keburu lari, tapi petasan sudah meledak duluan di dekat kita.

Kamu pernah terluka terkena petasan? Rindu saat-saat itu?

2. Perang Sarung

4 Permainan Masa Kecil Usai Sahur yang Ngangeninyoutube.com

Ini juga jadi alasan kenapa dulu usai sahur, kita begitu semangat menuju masjid saat azan Subuh berkumandang. Demi memainkan perang sarung, yang membuat kita merasa layaknya jagoan.

Tapi anak-anak dulu memang kelewat kreatif! Pasalnya sarung yang semestinya digunakan untuk salat, dijadikan senjata yang cukup ‘mematikan’. Sarung dipelintir layaknya sedang diperas saat dicuci, lalu ujungnya diikat. Sehingga membentuk gumpalan yang cukup menyakitkan bila terkena bagian kepala.

Bahkan ada yang suka iseng menyelipkan batu atau kerikil di dalamnya supaya bisa bikin benjol kepala yang kena. Kamu masih ingat rasanya saat kepala terkena ujung sarungnya? Masih suka dendam dengan teman yang melakukannya?

3. Bermain Bola

4 Permainan Masa Kecil Usai Sahur yang Ngangeninforgic.com

Untuk kegiatan satu ini, penulis sendiri tidak tahu kenapa dulu pernah melakukannya. Bahkan ketika baru pulang dan akan berangkat sekolah. Tapi sepertinya bukan hanya penulis saja yang pernah bermain bola usai sahur. Penulis yakin di antara kamu yang membaca ini pun pasti pernah.

Padahal risikonya, kamu bisa kehausan. Tapi rasanya itu tak jadi pikiran. Barangkali karena dulu puasanya masih setengah hari. Kamu masih ingat di usia berapa terakhir kali puasa setengah hari?

4. Menonton TV

4 Permainan Masa Kecil Usai Sahur yang Ngangeninhealth.liputan6.com

Kalau kegiatan ini sudah rutin dilakukan saat dua minggu menjelang lebaran. Sebab saat itu keinginan bermain petasan, perang sarung, atau bermain bola sudah tidak ada lagi karena merasa lelah. Jadi lebih memilih menonton TV sehabis sahur.

Lagi pula acara TV seusai sahur pasti seru-seru. Kalau penulis sih paling suka dengan cerita zaman nabi yang karakternya seperti terbuat dari lilin. Atau cerita tempat-tempat dan peninggalan bersejarah kerajaan-kerajaan Islam di Eropa. Terus lanjut nonton kartun pagi hari sebelum akhirnya siap-siap berangkat sekolah.

Rahardian Shandy Photo Verified Writer Rahardian Shandy

Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya