Lembaga Psikologi Ini Klaim Bisa "Sembuhkan" LGBT, Benarkah Demikian?

Menurut dunia kedokteran LGBT bukan penyakit, lalu apa yang disembuhkan?

Sebuah lembaga konsultasi psikologi "Rumah Konseling" menyatakan bisa menyembuhkan --apa yang mereka sebut sebagai-- pelaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Rumah Konseling juga menyatakan bahwa perilaku LGBT seperti ini dalam ilmu psikologi dipandang sebagai perilaku yang menyimpang norma dan fitrah manusia dan bisa disembuhkan dengan konseling dan terapi yang berkesinambungan. 

 

Jangan menderita dalam diam. Kami ada untuk membantu Anda maupun orang tersayang Anda untuk mengatasi kebingungan...

Posted by Rumah Konseling on Monday, February 8, 2016

 

Namun, klaim ini diragukan kebenarannya. Ahli Neurologi, dr. Ryu Hasan mengatakan bahwa tidak ada istilah sembuh bagi orang yang memiliki orientasi seksual lesbian, gay atau biseksual.

Lembaga Psikologi Ini Klaim Bisa Sembuhkan LGBT, Benarkah Demikian?Sumber gambar: elleuk.com

Menurut dunia kedokteran, lesbian, gay dan biseksual bukanlah penyakit. Hal ini bukan gangguan jadi tak perlu disembuhkan. Kecuali jika orang yang bersangkutan berasa tak nyaman dengan dirinya, maka bisa disebut sebagai gangguan dan baru dilakukan terapi agar orang yang bersangkutan merasa lebih baik.

Baca juga: 13 Komentar yang Nggak Perlu Kamu Katakan kepada Kaum Homoseksual

Seperti dilansir BBC Indonesia, konseling yang dimaksud Ryu Hasan bukan untuk menghilangkan perilaku yang dianggap menyimpang namun berfokus untuk menghilangkan rasa tak nyaman yang melanda. Kembali ia menegaskan bahwa orientasi seksual tidak bisa diubah melalui faktor eksternal, harus ada dorongan kuat dari dalam diri jika akhirnya seseorang mengubah orientasi seksualnya.

Jika psikologi dikaitkan dengan agama, sudut pandangnya akan berbeda. Dalam agama, LGBT menjadi perbuatan yang dilarang.

Lembaga Psikologi Ini Klaim Bisa Sembuhkan LGBT, Benarkah Demikian?Sumber gambar: interaksyon.com

Muhammad Iqbal, psikolog sekaligus pendiri Rumah Konseling, mengatakan pihaknya memberikan layanan gratis karena banyak orang merasa takut dan kesulitan untuk mencari jalan keluar. Iqbal menganalogikan perilaku LGBT ini seperti narkoba yang bersifat adiktif. Salah satu faktor utama menurutnya adalah kecanduan pornografi. Namun ia tak bisa menjelaskan hubungan antara kecanduan pornografi dan orientasi LGBT, mengingat konten pronografi sebenarnya lebih didominasi oleh kaum heteroseksual.

Ia juga tak menyebut secara pasti berapa orang yang sudah menjalani terapi konselingnya dan apakah mereka sudah terbukti sembuh dan menjalani kehidupan berorientasi heteroseksual. Ia juga mengklaim bahwa sembuh atau tidak itu bersifat relatif, namun yang jelas mereka memahami bagaimana caranya melangkah keluar dari situasi tersebut.

Rumah Konseling bukan satu-satunya lembaga yang menyediakan layanan yang biasa dikenal sebagai terapi konversi. Terapi ini ditentang di banyak negara, seperti di Amerika, Australia dan Cina. Pasalnya, terapi ini justru membuat kaum LGBT semakin terintimidasi hingga tak sedikit yang akhirnya bunuh diri.

Memang dilematis, apalagi jika kita mendengar bahwa kaum LGBT tak ingin terlahir dengan keadaan seperti itu.

Lembaga Psikologi Ini Klaim Bisa Sembuhkan LGBT, Benarkah Demikian?Sumber gambar: sheknows.com

Tapi apa yang bisa kita lakukan? Kita tak bisa serta-merta mencampurkan semua konteks secara bersamaan. Dan kaum LGBT juga bukan orang yang harus dihindari atau dintimidasi secara sosial. Mereka juga berhak merasakan kebahagian sebagai manusia seutuhnya.

Baca juga: Inilah Asyiknya Hidup Para Cewek yang Punya Sahabat Cowok Gay!

Topik:

Berita Terkini Lainnya