Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesia

Bikin merinding!

Gunung erat kaitannya dengan hal-hal mistis. Hal itu memang tak bisa dielak. Banyak kejanggalan dan misteri-misteri yang kadang kala tak bisa ketemu nalar. Mengapa? Karena gunung dipercaya merupakan tempat tertinggi di bumi dan menjadi lokasi bersemayamnya dewa-dewa.

Karena itu, tak heran kalau banyak kejadian dan keanehan muncul. Apa saja sih mitos-mitos yang muncul, baik di gunung maupun daerah dataran tinggi?

1. Misteri anak gimbal di Dieng, permintaan apa pun harus dituruti.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiaberkelana.net

Ada banyak cerita mistis yang muncul di daerah pegunungan. Begitu juga dengan pegunungan di Dieng. Di sana yang terkenal adalah misteri tentang anak gimbal. Masyarakat setempat menyebutnya anak gembel. Tak semua anak di Dieng berambut gimbal. Nyatanya, hanya anak-anak tertentu dan terpilih saja yang mendapatkan “anugerah” rambut gimbal.

Menurut penelusuran terhadap cerita-cerita sejarah, 600 tahun lalu, saat di daerah dataran tinggi itu didiami banyak dewa dan dewi Hindu, utusan dari kerajaan Mataram Kuno datang ke Dieng. Ia diperintahkan Nyi Roro Kidul untuk mengupayakan kesejahteraan dan masyarakat sekitar. Tak lama berselang, muncullah fenomena anak gimbal itu. Masyarakat sekitar percaya, makin banyak anak gimbal, tingkat kesejahteraan makin tinggi.

Anak gimbal muncul bisa karena keturunan, bisa juga karena faktor metafisis. Rambut yang gimbal tak kala anak itu masih bayi, tapi justru muncul saat ia sudah bisa berbicara dan bertumbuh agak besar, seumur balita. Rambut mereka tak selamanya akan gimbal. Pada saatnya, ketika si anak meminta sesuatu, biasanya permintaannya aneh dan konsisten, rambut anak tersbut sudah saatnya dipotong. Sebelum dipotong, permintaannya harus dituruti. Upacara pemotongan rambut anak gimbal umumnya dilaksanakan berbarengan dengan Dieng Culture Festival yang digelar tiap Agustus setahun sekali.

2. Upacara di Gunung Bromo, peringatan “hilangnya” si anak bungsu.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiamalang.merdeka.com

Di kawasan Bromo, berdiam sebuah kelompok masyarakat bernama Tengger. Masyarakat Tengger umumnya beragama Hindu. Mereka punya cerita masa silam yang berhubungan dengan dunia yang berada “di luar akal manusia”. Zaman dulu, diceritakan suami dan istri bernama Rara Anteng dan Jaka Seger membangun permukiman di kawasan Bromo, kemudian memerintah wilayah tersebut. Usut punya usut, pasangan itu tak jua punya anak. Mereka kemudian berupaya melakukan pertapaan dan sembahyang kepada Sang Hyang Widhi. Tiba-tiba muncul suara misterius.

Asal suara itu menyebut, keduanya akan dikaruniai anak, tapi dengan syarat si bungsu harus dikorbankan ke kawah. Mereka setuju dengan syarat itu, lantas keduanya dikaruniai 25 anak. Namun, namanya juga orang tua, pasti tak tega mengorbankan anaknya. Pasangan itu lantas ingkar janji. Dewa marah dengan mengancam keduanya. Ancaman pun datang pada waktunya. Suatu hari masyarakat Tengger dilingkupi langit gelap gulita. Kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kesuma, anak bungsu Rara Anteng dan Jaka Seger terjilat api dan masuk ke kawah.

Kemudian, tiba-tiba muncul seruan masyarakat untuk selalu sembahyang kepada Sang Hyang Widhi. Jadilah masyarakat setempat selalu mengadakan sesaji tiap bulan Kasada di hari ke-14. Upacara itu dinamai upacara Kasada.

3. Upacara Labuhan Merapi, garis antara kenyataan dan kepercayaan.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiaaktual.com

Tak hanya Dieng dan Bromo yang punya upacara adat. Masyarakat kawasan Gunung Merapi pun menggelar ceremony setiap tahun. Namanya upacara Labuhan. Labuhan dimaknai sebagai bentuk syukur manusia kepada Sang Pencipta. Mereka percaya bahwa keselarasan hidup telah diatur dan diskenariokan oleh Yang Maha Agung. Mereka sadar bahwa gunung yang terletak di Yogyakarta itu memang dapat mengancam sewaktu-waktu. Namun segalanya telah digariskan. Bila mereka mampu menjaga keseimbangan alam, maka akan selamat. Begitulah keyakinannya.

Merapi tak lepas dari Islam Mataram di Jawa yang erat kaitannya dengan penunggu Merapi, Kyai Sapu Jagad dan Keraton Yogyakarta. Menurut penelusuran, raja pertama Kasultanan Mataram Islam, Sutawijaya, “meneken” perjanjian dengan Sapu Jagad. Dalam perjanjian itu disebut, keturunan Sutawijaya akan memberi sesaji tiap tahun, bila tidak akan terjadi bencana. Sesaji pun diserahkan dalam pergelaran upacara Labuhan Merapi.

Baca Juga: 10 Cerita Misteri dari Gunung Paling Angker di Indonesia

4. Di danau Gunung Kelimutu, ada upacara memberi makan arwah.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiaindonesia-geek.blogspot.co.id

Ternyata bukan cuma gunung-gunung di Jawa yang menyimpan seribu misteri. Di Ende, Nusa Tenggara Timur, masyarakatnya juga percaya dengan hal-hal yan berkaitan dengan alam dan “penguasanya”.
Di Danau Kelimutu, yang lokasinya berada di Gunung Kelimutu, ada sebuah upacara bernama Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata. Sesuai dengan namanya, Pa'a Loka, upacara itu berarti memberi makan arwah.

Digelar sejumlah atraksi setiap tahun, yakni pada 14 Agustus untuk memberi makan para leluhur. Lokasinya tepat di pinggir kawasa danau tiga warna itu. Usut punya usut, ternyata danau itu memang ditunggu banyak arwah. Buktinya, ujar masyarakat setempat, warna air di danau bisa berubah-ubah. Upacara memberi makan arwah dilakukan tetua adat atau mosalaki.

5. Kenduri Pusaka dan Sko di Kerinci, menyucikan pusaka nenek moyang.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiaflickr.com

Ada sebuah upacara yang digelar masyarakat kerinci, namanya kenduri pusaka dan sko. Kenduri sko dilaksanakan untuk melestarikan budaya yang sudah ada sejak dulu kala, turun-temurun dari warisan nenek moyang. Kenduri sko merupakan sebuah rangkaian acara adat. Rangkaian itu saling berkaitan. Saat kenduri pusaka digelar, kenduri sko pun juga turut dilaksanakan.

Kenduri sko adalah pengukuhan gelar kepala suku, sedangkan kenduri pusaka berarti semua pusaka warisan nenek moyang dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, lalu “dimandikan” oleh ketua suku yang sebelumnya dikukuhkan. Seperti dikutip beberapa sumber, warisan sko atau gelar pusaka kelebu (suku) di sandang mamak kelebu. Gelar itu diberikan secara turun-temurun. Sko mamak kelebu adalah titel jabatan untuk kepala adat. Gelar itu akan dipakai seumur hidup.

6. Pesugihan Gunung Kawi, selembar daun yang dipercaya mengubah hidup.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiabaliawesome.com

Masyarakat Indonesia memang masih percaya dengan hal-hal gaib, termasuk pesugihan. Pesugihan adalah salah satu upaya, yang sebenarnya tak dapat dinalar, yang dipercaya dapat membuat orang jadi kaya raya. Gunung Kawi adalah salah satu lokasi yang terkenal di kalangan petapa untuk mendapatkan pesugihan. Letaknya di Jawa Timur.

Petapa di gunung itu berusaha mendapatkan daun pohon Dewandaru, yang dipercaya kalau disimpan di balik bantal akan mendatangkan kekayaan. Tak mudah memperolehnya. Mereka harus bertapa selama tiga hari dan melaksanakan ritual. Mengerikannya, ada saudara sepersusuan yang nyawanya harus “disetor” agar petapa bisa kaya. Orang yang dikorbankan kabarnya akan menjadi pesuruh di alam gaib.

7. Gunung Pancar, lokasi kerajaan makhluk halus.

Kisah di Balik Upacara dan Cerita Mistis Gunung-gunung di Indonesiadickiaghaniy.blogspot.co.id

Gunung Pancar di Bogor kabarnya menjadi tempat bersemayamnya makhluk-makhluk halus. Dikutip dari suararakyatindonesia.org, masyarakat setempat percaya, sebelum hari kiamat tiba, semua mahluk sebangsa jin dan siluman penghuni gunung di seluruh dunia akan berperang. Perang itu nantinya akan dimenangkan oleh makhluk halus yang bermukim di puncak Gunung Pancar.

Kini, di puncak gunung itu, ada sejumlah makam yang usianya sudah amat tua. Beberapa nama legendaris juga dimakamkan di sana, misalnya Ki Mas Bungsu, Mbah Raden Lawulung, Mbah Raden Surya Kencana. Banyak yang datang untuk mencari wangsit.

Percaya atau tidak dengan legenda-legenda tersebut, sebaiknya kita tetap menghormati adat yang telah dijunjung masyarakat. Sebab, legenda dibentuk untuk membangun orang agar lebih menghargai alam.

Gunung Berapi Sourabaya Meletus, Tapi Hanya Sedikit Warga Surabaya yang Tahu!

Topik:

Berita Terkini Lainnya