Yakin Kamu Bercita-Cita Jadi Banker? Ssstt... Ini Lho 13 Deritanya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Jangan baca kalau kamu masih mau jadi banker..."
Setiap profesi pasti memiliki konsekuensi. Tanggung jawab dan keahlian kamu dipertaruhkan. Tapi, beberapa profesi yang selalu menuntut kamu untuk terus bekerja siang malam. Seakan-akan dunia kamu hanya kerja, kerja dan kerja. Salah satunya adalah pegawai bank atau biasa disebut banker. Apa saja penderitaan banker ini?
1. Jam pulang kantor yang di luar ekspektasi.
Ya, jam pulang kantor bank yang susah buat diprediksi. Jika biasanya pulang tepat waktu, bukan masalah. Tapi, kalau kamu jadi seorang banker, overtime merupakan sebuah keharusan buat kamu.
2. Lembur tiada akhir.
Lembur seakan udah jadi makan malam rutin buat para banker. Jadi, jangan heran kalau kamu masih menjumpai para pegawai bank yang masih berkutat di meja kerjanya, padahal jam operasional udah tutup.
3. Outsourcing yang tak tentu jangka waktunya.
Ini biasanya derita para banker yang masih newbie alias para karyawan baru masuk dan masih fresh graduate. Udah kerja kompeten, tapi nggak tahu kapan akan diangkat jadi karyawan tetap hingga batas waktu yang belum tentu. #nasibbb
4. Gaji banyak, tapi terisolasi.
Bukan rahasia lagi jika bekerja di bank, maka penghasilan akan melonjak tinggi. Tapi, gaji tinggi tersebut harus kamu bayar dengan mengorbankan waktu luangmu. Kamu gak mau kan, hidup untuk uang? Sebaliknya, seharusnya uang lah yang menghidupimu.
5. Resiko tinggi.
Derita ini biasanya harus dialami oleh para teller. Misalkan nominalnya 100.000 rupiah tapi tertulis 10.000 rupiah. Nah, bisa gawat ini kurang nol satu. Teller itu harus zero defect, alias ga boleh ada kesalahan sedikitpun di bagian ini.
6. Trust is number one.
Memegang uang banyak bukan perkara yang mudah. Kepercayaan adalah hal yang utama. Kamu dituntut untuk meyakinkan nasabah agar terus menabung pada bank tempat kamu bekerja.
7. Harus ramah setiap waktu.
Editor’s picks
Gak ramah, siap-siap kamu bakal diomelin atasan karena keluhan pelanggan. Gak peduli kamu lagi ada masalah, ramah adalah tuntutan kamu sebagai seorang banker.
8. Yakin break makan siang 1 jam?
Mungkin hanya cukup 15 menit kamu patut unuk makan siang. Selebihnya? Kembali ke meja kerja karena pekerjaan sudah menunggu.
9. Begadang di depan laptop.
Karena banyaknya tuntutan pekerjaan, bisa saja pekerjaan kamu bisa dibawa ke rumah. Laptop dan berbagai aplikasi keuangan lainnya seakan udah jadi soulmate kamu.
10. Keluhan nasabah yang nggak kenal waktu.
Kadang, susahnya menghadapi nasabah yang gak tahu sopan santun. Tengah malem telepon berdering. OMG.
11. Make-up forever.
BB cream, lipstik, bedak, eyeliner, blush on, eye shadow, hand body dan parfum, merupakan peralatan yang harus setia di tas kamu, para cewek banker. Tuntutan tampil menarik dan segar adalah harga yang nggak bisa ditawar. Aduhh.
12. Belum lagi masalah persaingan kerja yang ‘kadang’ nggak kompetitif.
Hal ini biasanya ada di bank-bank BUMN. Seperti sudah menjadi konglomerasi, biasanya siapa yang lama dia yang akan diangkat menaiki posisi jabatan. yang lain? Minggir dulu deh!
13. Tuntutan gaya hidup yang ‘wah’.
Gaya hidup akan mengikuti pendapatan para banker ini. Semakin tinggi gajinya, semakin terlena dengan gaya hidup yang mengedepankan hedonisme. Kamu gak bakal bisa nolak ketika temanmu belanja tas-tas bermerk atau mungkin makan di resto-resto yang harganya bisa jadi biaya hidup kamu selama seminggu.
Kering kantong adek, bang!