4 Fakta Tengkorak, Film Nekad Karya Dosen & Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM

#MovieOn Yuk, dukung terus karya film anak bangsa!

Film genre Sci-Fi atau fiksi ilmiah (science fiction) selalu mendapat banyak perhatian penggemar. Genre ini diawali dengan kemunculan film fenomenal ‘A Trip To The Moon’ tahun 1902. Memadukan kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan, membuat genre ini cukup diminati generasi millenial. Di Indonesia sendiri film genre Sci-Fi masih jarang. Meski pernah ada, seperti film Manusia 6.000.000 Dolar tahun 1981. Karena film-film yang diusung sesuai target audiens masih cenderung mengunggulkan genre percintaan dan horor mistik. Film Tengkorak berhasil memberikan nuansa baru untuk para pecinta film dan menunjukkan bahwa karya anak bangsa perlu diacungi jempol.

1. Film Tengkorak menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tampil di World Premiere Amerika Serikat

4 Fakta Tengkorak, Film Nekad Karya Dosen & Mahasiswa Sekolah Vokasi UGMthejakartapost.com

Tengkorak menjadi produk film karya dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada (UGM) yang mendapat nominasi Best Film untuk kategori Science Fiction, Fantasy dan Thriller dalam Festival Film Cinequest di Sanjose, California, Amerika Serikat. Film ini menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang tampil di ajang festival tersebut. Melalui berbagai riset dan pembuatan naskah selama setahun, film tersebut diproduksi pada 2014 silam. Sang sutradara, merangkap pemain, penulis cerita, produser, dan editor, Yusron Fuadi, menjelaskan film ini merupakan perjuangan panjang. Berbekal keyakinan dan modal nekat, Yusron yang juga berprofesi sebagai dosen tetap di Sekolah Vokasi UGM, mengatakan bahwa proses pembuatan film ini didukung oleh orang-orang yang tidak memiliki latar belakang perfilman sama sekali.

Hadir dengan membawa ide cerita unik dalam sebuah fantasi yang terbungkus dengan balutan  humor dan kearifan lokal khas yogyakarta, film ini membawa misi untuk mengangkat hal-hal baru dalam dunia perfilman Indonesia. Selama empat hari pemutaran film di dua kota yaitu San Jose dan Redwood, Tengkorak mendapatkan sambutan positif dari publik di Amerika Serikat.

2. Menggugah spirit kemanusiaan

4 Fakta Tengkorak, Film Nekad Karya Dosen & Mahasiswa Sekolah Vokasi UGMsv.ugm.ac.id

Secara garis besar, film berdurasi 130 menit ini bercerita tentang pertentangan. Ada rediscovering humanity atau menemukan kembali apa makna kemanusiaan baik untuk di bumi ataupun sesama.

Dalam film ini, umat manusia telah menemukan fosil tengkorak setinggi 1.700 meter yang telah berumur 170ribu tahun di pulau Jawa, ketika terjadi gempa pada tahun 2006. Sebuah potret unik atas peradaban masyarakat Inonesia di era modern. Hal ini membuat bingung pemuka agama dan para ilmuan atas temuan ini. Begitu pula dunia sedang berdebat antara melakukan penelitian atas temuan fosil tengkorak tersebut atau menyembunyikannya dari masyarakat atas dasar kemanusiaan. Seorang gadis bertekad untuk mengungkap misteri dibalik penemuan fosil tengkorak tersebut dan memberitakannya pada dunia.

3. Menggunakan 3D Visual Effect

4 Fakta Tengkorak, Film Nekad Karya Dosen & Mahasiswa Sekolah Vokasi UGMinstagram.com/tengkorak.crew

Selain aspek sinematografi, Yusron juga memberikan sentuhan efek visual 3D. Miniatur dan juga full scale set dengan dukungan blue screen untuk menciptakan setting dan mendukung adegan-adegan tertentu. Proses scene yang cukup sulit diproduksi. Pasalnya film ini membutuhkan lebih dari 25 blue screen. Sehingga tim kesulitan memasang di daerah-daerah yang memiliki angin kencang. Untuk lokasi pengambilan gambar dilakukan di berbagai tempat seperti Gunung Kidul, UGM, Kaliurang dsb.

4. Biaya produksi minimalis

4 Fakta Tengkorak, Film Nekad Karya Dosen & Mahasiswa Sekolah Vokasi UGMjogja.tribunnews.com

Biaya pengerjaan film ini, terbilang mandiri meskipun mengalami keterbatasan finansial. Namun, di tengah-tengah proses produksi berlangsung mendapatkan beberapa sponsor pendukung. Dukungan tersebut berasal dari Akasacara Film, Vokasi Studios, dan Isigood.com. Hingga film ini jadi, perkiraan biaya yang dikeluarkan sekitar 400 – 500 juta. Padahal film genre Sci-Fi setidaknya menghabiskan dana di atas itu. Tak sia-sia Tengkorak sukses di Festival Fim Asia JAAF 2017.

Film ini ditargetkan menjadi film yang menyuguhkan alternatif tontonan kepada masyarakat khususnya penikmat film. Kini, Tengkorak sedang menunggu turunnya izin edar dari lembaga sensor Film (LFS) setelah proses pengajuan pada akhir tahun 2017 lalu. Dan semoga saja film ini bisa ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia.

Afifah Khoirunnisa Photo Verified Writer Afifah Khoirunnisa

boleh follow ke instagram @afififah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya