Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu Adrenalin

Dibintangi Tora Sudiro, Surya Saputra dan Anjasmara

Film Reuni Z garapan rumah produksi Rapi Films resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia kemarin (12/04). Sejak masa pembuatannya, film ini cukup dilirik khalayak ramai karena sutradara, pemain sekaligus penulis skenarionya adalah seorang komika kondang, Soleh Solihun. Selain Soleh, ada Monty Tiwa yang duduk juga di kursi sutradara.

Mengusung tema besar sahabat SMA yang bertemu lagi dalam acara reuni 20 tahun kemudian, nostalgia yang tadinya membuat antusias malah berbuah petaka karena datangnya zombie. Mengingat film ini bergenre komedi, ekspektasi tentang label tersebut ternyata malah tidak terpenuhi.

Kali ini, IDN Times bakal mengemukakan kelebihan sekaligus kejanggalan dari film berdurasi 97 menit ini. Kamu yang belum nonton, bisa menjadikan beberapa hal ini sebagai pertimbangan keputusanmu untuk nonton.

1. Pemilihan pemain yang sudah matang membuat film ini terselamatkan

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Beberapa hal yang membuat film ini jadi menarik adalah pemainnya yang bisa dibilang sangat ahli di bidangnya. Ada Tora Sudiro, Surya Saputra, Anjasmara, Dian Nitami, Dinda Kanya Dewi, Ayushita bahkan Fanny Fabriana turut serta dalam film ini. Dengan kemampuan akting mereka, bisa dibilang merekalah “penyelamat” dari film yang mengambil latar tempat sebuah sekolah ini.

Terlebih spesial lagi, karakter Dinda Kanya Dewi bisa dipastikan menjadi ‘bintang’ tersembunyi dari tokoh utamanya sendiri, Tora Sudiro dan Soleh Solihun. Pasalnya, memerankan sosok transgender bukan hal yang selama ini biasa dilakoninya. Kalau pemerannya bukan mereka, belum tentu kesan nostalgia, seram, kocak bahkan baper Reuni Z bisa tersampaikan dengan baik.

2. Sutradara sanggup membangun adrenalin yang konsisten sehingga rasa tegang tersampaikan dengan baik

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Hal menarik lainnya yang menjadi keunggulan dari film ini adalah kecerdasan sutradara dalam membangun adrenalin dan mempertahankannya. Ketakutan dan ketegangan yang dibangun itu stabil, klimaksnya oke serta sukses membuat merinding.

Walau agak lelah menonton bagian awal film yang seakan membosankan, begitu masuk masa 20 tahun kemudian sampai habis, bisa dipastikan penonton tidak bisa berpaling.

3. Tidak melulu soal backsound seram atau instrumen mengagetkan, penonton berhasil dibuat takut sendiri dengan suara hening sekalipun

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Kelihaian sutradara dalam membangun suasana seram mampu membuat penonton tidak berani bernafas dalam keadaan tenang sekalipun. Kekagetan tidak harus didatangkan dengan backsound super nyaring dan bikin jantung copot. Tanpa menggunakan latar suara pun bisa bikin semriwing rasanya.

Walau ini film komedi, ada banyak adegan yang berhasil membuat penonton seperti terpaku sekaligus merasakan ketakutan pemain yang sedang di ambang kematian.

4. Nilai kehidupan yang tidak sedikit dengan perbandingan masa lalu dan masa kini

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Karena Reuni Z mengusung tema besar nostalgia atau reuni SMA 20 tahun lalu, di situlah film ini berhasil menyisipkan nilai kehidupan yang tidak sedikit untuk dinikmati. Setidaknya, film ini bukan hanya mampu membawa penonton untuk nostalgia ke masa lalu, tapi juga mengarahkan pemikiran penonton pada sebuah kenyataan bahwa apa yang terjadi di masa lalu seharusnya tidak mempengaruhi kehidupan di masa depan. 

Baca juga: Coba Tebak, Duluan DC atau Marvel yang Menciptakan 15 Tokoh Ini?

5. Punch line komedi yang tidak tepat membuat suasana jadi garing

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Yang menjadi ketidakpuasan dalam menonton Reuni Z adalah ketika punch line komedi tidak diletakkan pada saat yang tepat dan malah tidak sinkron. Titik reda adrenalin yang seharusnya bisa diisi dengan komedi yang mengundang tawa, malah menjadi titik di mana penonton hanya mengangkat alis saja. Beberapa premis yang disampaikan masih terlalu panjang, tapi beberapa juga malah terlalu pendek.

Ketidakseimbangan ini yang kemudian membuat momen-momen yang diekspektasikan bisa mengocok perut malah hanya sanggup mengundang anggukan kepala saja. Di situlah kesimpulan tentang gagalnya komedi di film bergenre drama komedi ini terbentuk.

6. Zombie yang notabanenya adalah pemakan manusia, terasa janggal saat bisa dikalahkan hanya dengan tinju satu dua kali

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Ketegangan, merinding, takut lihat bahkan kaget yang sering muncul dan bikin takjub seakan mengundang tanda tanya. Pasalnya zombienya bisa dengan mudah dikalahkan dengan tinju satu dua kali saja. Seakan para zombie tersebut mengerti siapa sosok yang mereka terkam. 

Dalam artian, pemeran utama yang selamat dibiarkan lolos setelah memukul sedikit saja sedangkan pemeran pembantu tidak bisa lolos walau sudah menggunakan jurus yang lebih mumpuni. Logikanya, ketidakkonsistenan zombie inilah yang membuat bingung.

7. Berniat melakukan misi penyelamatan diri menggunakan suara cempreng gitar, tapi effect pedal  dan amplifier malah tidak ada

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Bagian ini merupakan momen yang cukup membuat heran sekaligus bingung. Band Juhana dan Jeffri yang terkenal dengan lagu penghancur gendang telinga ini, di tahun 1997 menggunakan gitar buluk dan effect pedal dan ampli sehingga suara yang mereka produksi bisa sangat nyaring, cempreng dan kacau. 

Tapi saat ending Reuni Z di mana mereka menggunakan lagu yang sama untuk membunuh zombie, effect pedal malah sama sekali tidak terlihat bahkan tidak digunakan. Penggunaan ampli pun tidak terlihat. Bahkan, mereka hanya berpatok pada gitar saja tanpa effect namun menghasilkan suara yang sama nyaring dan cemprengnya. 

Ketidaktelitian seperti ini memang merupakan hal kecil tapi jika diperhatikan, ini merupakan hal penting karena permainan musik tersebut adalah penentu mereka tetap hidup atau tidak.

8. Kegunaan pintu belakang aula yang “seolah” menjadi penyelamat padahal malah mengundang kebingungan

Reuni Z: Kegagalan Komedi yang Diimbangi Keberhasilan Pacu AdrenalinInstagram.com/filmreuniz

Aula yang menjadi tempat utama berubahnya manusia menjadi zombie membuat semua orang berhamburan ke luar melalui pintu depan. Sejak awal pintu belakang aula sama sekali tidak diperlihatkan keberadaannya. Lalu di ending film, pintu tersebut seolah muncul sebagai penyelamat bagi Juhana dkk sebagai sarana mengambil gitar elektrik 20 tahun lalu. 

Kebingungan muncul karena pintu tersebut tertutup oleh hiasan panggung yang berwarna sama dengan pintu dan tampak ‘tidak ada’ tapi ada satu zombie berhasil masuk ke dalamnya dan membuat misi pengambilan gitar jadi tidak sepenuhnya mulus.

Overall, walaupun beberapa kali komedi terasa hambar alias tidak tersampaikan, Reuni Z merupakan film yang patut ditonton karena nilai kehidupan yang menggugah serta kesan seram yang bisa membuat merinding dan parno sendiri.

Termasuk salah satu penikmat komedi, bisa dibilang film ini cukup membuat kagum dengan penalaran lain yang temanya cukup unik yaitu zombie. Jadi, dukung terus perfilman Indonesia dengan menontonnya langsung di bioskop dan menjauhi pembajakan, ya!

Baca juga: Serem Sih, Tapi Ada 7 Kelebihan & Kejanggalan dari Danur 2: Maddah

Topik:

Berita Terkini Lainnya