[REVIEW] Eiffel I'm in Love 2: Jika Bertahan Itu Sulit, Belajarlah untuk Bijak

Dua belas tahun bertahan, apa rahasia Adit dan Tita?

Belum habis kebaperan pada pasangan Dilan-Milea, penonton Indonesia disambangi nostalgia Adit-Tita sejak Rabu (14/02) lalu. Pasangan LDR lintas benua yang genap 12 tahun berpacaran ini, sudah dinanti kelanjutan ceritanya. Terbukti langgeng, apa memang semudah itu jalannya Adit dan Tita?

Beberapa tahun terakhir perfilman Indonesia banyak menampilkan sekuel dan remake. Ada Apa dengan Cinta sukses menghadirkan aroma nostalgia. Meraup jumlah penonton lebih banyak ketimbang film pertama. Bagaimana dengan Eiffel I'm in Love 2?

1. Shandy Aulia dan Samuel Rizal sukses menjaga karakter Adit-Tita

[REVIEW] Eiffel I'm in Love 2: Jika Bertahan Itu Sulit, Belajarlah untuk BijakInstagram.com/eiffeliminlovemovie

Berjarak 14 tahun dengan penayangan film pertama, tantangan sebuah sekuel adalah mempertahankan karakter tokoh utama. Diperankan oleh orang yang sama, perjalanan hidup aktor pemerannya bisa sangat mempengaruhi film. Untungnya, Eiffel I'm in Love 2 membuat setting cerita beda 12 tahun dengan prekuelnya.

Harus diakui, kesan pertama yang muncul adalah betapa suksesnya Shandy Aulia dan Samuel Rizal menjaga karakter Adit-Tita. Di usia 30 tahun dan sudah menikah, Shandy tetap manja dan polos layaknya Tita yang dulu kita kenal. Cara bicara yang manja, cengeng, dan moody sudah melekat pada Tita. Dan semuanya dihadirkan lagi dengan apik oleh Shandy.

Samuel Rizal tak kalah mengagumkan. Usianya kini hampir kepala 4, sudah pernah menikah dan punya satu orang anak. Mestinya banyak perubahan yang terjadi dalam hidupnya, tapi ia tetap menjadi Adit yang dulu. Mungkin ada sedikit perubahan, tapi arahnya baik. Adit menjadi lebih romantis dan dewasa.

2. Mengangkat isu umum, menikah diukur dari umur dan lama berpacaran

[REVIEW] Eiffel I'm in Love 2: Jika Bertahan Itu Sulit, Belajarlah untuk BijakInstagram.com/eiffeliminlovemovie

Sebelum film ini rilis, dugaan yang muncul adalah Adit akan menikahi Tita. Kisah LDR 12 tahun antar benua ini akan berakhir indah. Ibarat kata, Adit dan Tita sudah lebih dari cukup menjalani ujian. Dua belas tahun bukan waktu yang singkat, mau menunggu apa lagi untuk menikah?

Di sini menariknya, Eiffel I'm in Love 2 mengangkat isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tentang hubungan jarak jauh, pacaran lama tapi gak nikah-nikah, dan stigma masyarakat kebanyakan soal pernikahan. Pasangan yang sudah lama berpacaran pasti ingin menikah. Sederhananya, pernikahan bagaikan puncak yang selama ini mereka perjuangkan bersama dari bawah. Cemas ya rasanya ketika puncak tak kunjung berhasil direngkuh?

Tita yang berusia 27 tahun, dihadapkan pada kenyataan bahwa teman-teman di sekitarnya sudah banyak yang menikah. Ia sudah khatam jadi bridesmaid, menangkap lemparan bunga pengantin sebanyak 7 kali tapi tak kunjung dinikahi. Kegalauan yang dirasakan oleh banyak perempuan Indonesia, hubungan antara usia dan pernikahan sangat sulit dipisahkan.

Ditambah lagi, Tita mulai ragu dengan hubungannya. Uni, sahabatnya, sudah menikah dengan Alan (kakak Tita). Lalu Nanda baru saja dinikahi Fero. Mereka memiliki masa pacaran yang lebih singkat dari Adit dan Tita, tapi malah duluan sampai ke pelaminan. Di luar sana pasti banyak perempuan yang secemas Tita, pusing karena tak kunjung dinikahi.

3. Tidak semua yang selalu ada, sanggup mengalahkan cinta dalam jarak

[REVIEW] Eiffel I'm in Love 2: Jika Bertahan Itu Sulit, Belajarlah untuk BijakInstagram.com/eiffeliminlovemovie

Apa yang paling berat dari menjalani LDR? Jarak menjadi begitu menakutkan bagi pasangan kekasih yang berjauhan. Tidak bisa sering bertemu, banyak celah untuk meragu, dan kadang yang di sekitarnya tumbuh jadi benalu. Eiffel I'm in Love 2 menghadirkan dua sosok baru, sahabat perempuan Adit di Paris dan sahabat laki-laki Tita di Jakarta. Dua sosok ini yang kemudian menggoyahkan mereka. Jangan-jangan, selama berjauhan ini dia selingkuh?

Sahabat Adit bernama Celine, seorang perempuan Paris. Mereka berkomunikasi sehari-harinya dengan bahasa Perancis. Sementara Adam yang diperankan oleh penyanyi Marthino Lio adalah sahabat Tita. Diceritakan bahwa mereka sudah 11 tahun berteman dekat. Sedikit keanehan di bagian ini, Celine dan Adam datang terlalu 'tiba-tiba'. Penonton dipaksa menerima status mereka sebagai sahabat Adit dan Tita, tanpa nampak adanya kedekatan yang berarti.

Mereka berdua inilah yang menguji Adit-Tita dengan anggapan: yang cinta akan kalah dengan yang selalu ada. Apakah Adit dan Tita goyah lalu memutuskan berpisah setelah cerita panjang 12 tahun ini?

4. Bertahan bukan pekerjaan mudah, kamu harus belajar menjadi bijak

[REVIEW] Eiffel I'm in Love 2: Jika Bertahan Itu Sulit, Belajarlah untuk Bijakinstagram.com/eiffeliminlovemovie

Berbeda dengan prekuelnya, seri kedua ini menunjukkan betapa berat mempertahankan sebuah hubungan. Mungkin bagi sebagian orang tidak logis, bagaimana bisa 12 tahun tahan berjauhan dengan pasangan. Nyatanya, di kehidupan nyata banyak yang berhasil membuktikan bahwa jarak bukan halangan. Lalu apa rahasianya agar tetap langgeng?

Adit dan Tita hampir setiap hari bertengkar. Bahkan mungkin bisa lebih dari sekali dalam satu hari. Ditambah lagi Tita masih belum boleh memiliki ponsel pribadi hingga ia menikah nanti. Adit hanya bisa menghubungi lewat orangtua Tita, kakaknya, atau pembantu dan sopirnya. Aneh? Tapi itulah prinsip yang dipegang orangtua Tita dalam mengasuh anak.

Tapi Adit dan Tita tidak pernah benar-benar marah di setiap pertengkaran. Pembawaan Tita sudah dari sananya manja dan terlalu polos. Adit pun sama, ia memang terlihat kasar dan pemarah, padahal aslinya selalu memberi perhatian lebih pada Tita dengan caranya sendiri. 

Pasangan ini mengajarkan pada kita, bahwa langgengnya sebuah hubungan karena masing-masing saling menghargai. Menerima betapa uniknya pasangan kita, menunjukkan sisi romantis dengan caranya sendiri. Jika kita sibuk mencari-cari yang tidak ada pada diri pasangan, maka hasilnya nihil. Makanya, bertahan itu sulit tapi kamu selalu punya kesempatan untuk belajar menjadi lebih bijak.

5. Menikmati Paris dan nostalgia yang nyaris sempurna.

[REVIEW] Eiffel I'm in Love 2: Jika Bertahan Itu Sulit, Belajarlah untuk BijakInstagram.com/eiffeliminlovemovie

Di luar romansa Adit-Tita yang bikin baperEiffel I'm in Love 2 mengajakmu lebih dalam menyusuri kota Paris. Kota yang kabarnya paling romantis di dunia ini disajikan cukup manis, bikin kebelet traveling ke sana. Porsi bahasa Perancis dan interaksi dengan penduduk asli cukup banyak. Ditambah dengan alunan musik dan suara merdu Melly Goeslaw, sensasi menonton film ini makin manis.

Semua pemeran inti tidak ada yang berubah. Helmy Yahya, Hilda Arifin, Tommy Kurniawan, Saphira Indah, bahkan sampai sopir pribadi Adit dan Tita pun tak berubah. Overall, sekuel ini bisa dibilang sebagai nostalgia yang nyaris sempurna. Beberapa adegannya pun mengingatkan penonton pada film pertama, seperti saat Adit dan Tita saling menguping di pintu.

Tentu ada minusnya, ketika beberapa plot cerita terasa memaksa dan terjadi tiba-tiba. Alan (Tommy Kurniawan) dan Uni (Saphira Indah) juga terasa kurang 'mesra' sebagai sepasang suami-istri. But, sedikit poin minus ini masih termaafkan dengan chemistry Adit-Tita yang luar biasa. Porsi humor di film ini pun pas. Konfliknya dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga mudah dinikmati.

Jadi, sudah nonton belum? Yuk, jadi saksi pertemuan Adit dan Tita! Terlebih bagi kalian yang sedang jalani LDR dan pacaran lama tapi gak nikah-nikah. Awas baper!

Dian Arthasalina Photo Verified Writer Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya