8 Film Indonesia Tentang Penderita Kanker Ini Bikin Terharu

Tonton filmnya. Resapi perjuangan tiap tokohnya...

Serba-serbi penyakit kanker masih menghiasi kanal-kanal berita dalam negeri. Kematian Julia Perez, Yana Zein, dan suami Ririn Ekawati seperti membangkitkan kesadaran massal betapa bahayanya penyakit kanker. Banyak media yang kemudian memberitakan perjalanan hidup para survivor kanker itu. Dari yang berhasil bertahan, sampai yang menyerah pada tangan Tuhan.

Banyak cara untuk menyampaikan pesan baik tentang kanker ke masyarakat. Satu di antaranya melalui film. Delapan judul film karya anak negeri ini juga mengangkat cerita tentang para penderita kanker. Dengan menonton film-film ini, kalian yang sehat harusnya jadi lebih bersyukur dan menyayangi tubuh kalian.

Sedangkan bagi kalian yang sedang mengidap penyakit tertentu, bersemangatlah selalu dan yakini bahwa kalian tidak pernah sendirian berjalan di atas dunia ini.

1. Surat Kecil untuk Tuhan

Film ini diangkat dari kisah nyata seorang gadis berusia 13 tahun bernama Keke. Sebelum dijadikan sebuah film, versi novelnya sudah sangat laris di pasaran dengan judul yang sama, Surat Kecil untuk Tuhan karangan Agnes Davonar.

Keke adalah orang pertama di Indonesia yang mengidap kanker langka bernama rhabdomyosarcoma atau kanker jaringan lunak. Di usia yang semuda itu dengan keadaan orangtuanya sudah berpisah, Keke harus berjuang menjalani hidupnya. Ia dikelilingi sahabat-sahabat dan seorang sopir yang selalu rela menggendongnya dari mobil ke kelas, atau ke mana saja Keke butuh.

Setelah melewati serangkaian proses pengobatan yang menguras banyak biaya, Keke mengembuskan napas terakhir di hadapan seluruh anggota keluarganya. Dari film ini kita bisa belajar, bahwa sekuat apapun manusia berusaha dan mengerahkan segalanya, ada Yang Punya Kuasa atas ini semua.

2. Sebuah Lagu untuk Tuhan

Sukses dengan Surat Kecil untuk Tuhan, Agnes Davonar kembali merilis naskah bertema kanker dengan judul Sebuah Lagu untuk Tuhan. Film yang rilis pada 29 Oktober 2015 ini dibintangi oleh Eriska Rein sebagai Angel dan Stefan William sebagai Gilang.

Film ini bercerita tentang pertemuan Angel dengan seorang pemusik bernama Gilang. Angel adalah seorang gadis tuna rungu yang mengidap kanker juga di kemudian hari. Gilang yang mulai jatuh cinta pada Angel, awalnya sempat mundur dari dunia musik.

Tapi semangat bermusiknya muncul kembali setelah mengetahui Angel mengidap kanker ganas. Ia kemudian menciptakan satu lagu untuk Angel dengan judul Sebuah Lagu untuk Tuhan.

Ceritanya mungkin agak klise. Tapi bagaimana Eriska Rein membawakan perannya sebagai gadis yang merasa sangat terpuruk, mampu memikat penonton. Kita jadi merasa seperti mendalami rasa sakit yang dialami Angel.

3. Masih Adakah Cinta Kita

Meski tidak booming di pasaran, film Masih Adakah Cinta Kita yang dibintangi Nadia Vega dan Frans Nicholas ini punya cerita yang menyayat hati. Dikisahkan sepasang suami istri bernama Bunga dan Gilang yang hubungannya tengah merenggang, karena sang suami punya kebiasaan buruk sebagai playboy.

Meski doyan bermain dengan wanita lain, Gilang mengaku bahwa hati dan hidupnya hanya untuk Bunga seorang. Sampai suatu hari Gilang bertemu dengan Cindy, yang kemudian menjadi selingkuhannya. Berbeda dengan selingkuhan yang lain. Gilang merasa terpikat dengan Cindy dan sempat terpikir meninggalkan Bunga yang tanpa ia tahu sedang mengidap tumor payudara.

Di saat Bunga rutin terapi demi kesembuhan, Gilang justru asyik bersama Cindy. Selepas operasi pengangkatan tumor, Bunga meminta Gilang untuk meninggalkan Cindy meski dilakukannya dengan berat hati.

Film ini menjadi pelajaran berarti bahwa dukungan dari orang terkasih penting dalam proses penyembuhan. Dan menjadi bukti juga bahwa pikiran dan batin yang ‘sakit’ membahayakan kesehatan jasmani.

4. Ayah Menyayangi Tanpa Akhir

Film ini diadaptasi dari novel laris berjudul sama karangan Kirana Kejora. Dibintangi oleh aktor tampan Fedi Nuril dan pendatang baru muda bernama Naufal Azhar. Film ini bercerita tentang perjuangan seorang ayah membesarkan seorang diri putranya yang mengidap kanker.

Fedi Nuril berperan sebagai Arjuna yang mencintai gadis Jepang bernama Keisha. Ia berjuang demi restu orang tua sampai akhirnya berhasil menikahi Keisha. Dari pernikahan itu lahirlah seorang putra bernama Mada. Tapi sayangnya, Keisha meninggal dunia malam harinya setelah Mada lahir.

Belum habis kesedihan Juna mengurus Mada seorang diri sepeninggal Keisha, cobaan berat datang lagi kepadanya. Mada ternyata mengidap kanker otak yang berkali-kali nyaris merenggut nyawanya. Tapi Juna berjanji, akan terus merawat dan memperjuangkan satu-satunya harta yang Keisha tinggalkan untuknya.

5. Air Mata Surga

Sejak berhijab, Dewi Sandra laris membintangi peran-peran protagonis di beberapa judul film. Dalam film Air Mata Surga ini, Dewi Sandra dipasang sebagai pemeran utama bernama Fisha, dan beradu peran dengan Richard Kevin sebagai Fikri.

Fisha adalah mahasiswa S2 di Jogja yang dinikahi Fikri meski restu orangtua dari kedua belah pihak belumlah sepenuhnya mulus. Orangtua Fisha menginginkannya menikah dengan Hamzah yang diperankan oleh Morgan Oey. Fisha dan Hamzah sudah bersahabat sejak kecil, dan mereka yakin Fisha akan bahagia di tangan Hamzah.

Setelah menikah dengan Fikri yang berprofesi sebagai pengusaha sukses, Fisha sempat hamil dua kali namun selalu keguguran. Ia justru mengalami sakit hebat di bagian perutnya pasca keguguran kedua. Ternyata ia mengidap kanker rahim yang membuatnya tidak lagi bisa memiliki keturunan.

6. Pinky Promise

Film Pinky Promise ini dibanjiri bintang-bintang top tanah air seperti Agni Pratistha, Dea Ananda, Alexandra Gottardo, dan Ira Maya Sopha. Film ini benar-benar menceritakan tentang perjalanan hidup para penderita kanker, dan niat baik mereka mendirikan rumah singgah bagi sesama penyintas kanker.

Agni Prathistha berperan sebagai Tika yang memiliki seorang tante bernama Anind yang sebelah payudaranya diangkat karena menderita kanker. Tika yang baru saja putus cinta merasa tidak pantas terlalu bersedih. Sementara tantenya yang mengidap kanker ganas malah tetap bahagia dan semangat. Tante Anind ini mendirikan sebuah rumah singgah untuk penderita kanker bernama Rumah Pink.

Tante Anind akhirnya meninggal dunia akibat kanker yang makin menggerogoti tubuhnya. Tika berjuang mempertahankan kelangsungan Rumah Pink dibantu ketiga sahabatnya yang semuanya menderita kanker.

Di film ini, Agni dan Dhea Seto mencukur habis rambutnya demi totalitas peran, sekaligus bentuk solidaritas pada para penderita kanker.

7. The Fabulous Udin

The Fabulous Udin bercerita tentang 5 sahabat yang mash duduk di bangku SMP. Udin sebagai tokoh sentral, adalah siswa jenius yang ingin selalu berprestasi di kelas. Satu sahabatnya bernama Suri, adalah siswi pindahan dari Jakarta yang mengidap kanker. Suri adalah sahabat sekaligus ‘lawan’ bagi Udin dalam mengejar nilai.

Bermain dan belajar bersama setiap hari, mereka berlima (Udin-Inong-Jeki-Ucup-Suri) menjadi tidak terpisahkan. Dari kelima anak itu, hanya Inong dan Suri yang berjenis kelamin perempuan. Inong menaruh hati pada Udin, tapi Udin malah melirik Suri yang menginspirasinya dalam banyak hal. Tapi Udin tahu, kanker yang diderita Suri bisa merenggutnya kapan saja.

Film ini berlatarkan desa Cimaja, Sukabumi. Selain menyoroti kanker yang disampaikan melalui Suri, The Fabulous Udin juga mengeksplor keindahan alam Desa Cimaja, Sukabumi.

8. I Am Hope

Film I Am Hope dibintangi oleh artis cantik Tatjana Saphira sebagai Mia, si tokoh sentral. Dikisahkan Mia adalah anak piatu yang tinggal hanya bersama ayahnya, setelah ibunya meninggal akibat kanker ganas yang bersarang di tubuhnya. Mia mencintai dunia teater dan berkeinginan memiliki pementasan teater yang naskahnya ia tulis sendiri.

Mimpi Mia nyaris terhenti karena dirinya divonis mengidap kanker yang sama dengan yang merenggut nyawa ibunya. Mia menjadi mudah lemas dan tidak bisa beraktivitas banyak. Tapi ia sempat mendatangi sebuah rumah produksi untuk menyerahkan naskahnya pada sang produser. Mimpinya kandas lagi karena si produser tidak bisa menemuinya.

Mia menghibur dirinya dengan menonton sebuah pertunjukan teater yang mempertemukannya dengan aktor tampan bernama David. David inilah yang akhirnya mewujudkan mimpi Mia dengan membantunya menyerahkan naskah ke tangan produser.

Berikan harapan untuk mereka...

8 Film Indonesia Tentang Penderita Kanker Ini Bikin Terharuharianriau.co

Sejatinya setiap manusia bertahan hidup dengan harapan. Kita bangun di pagi hari karena malamnya sudah membuat daftar harapan akan melakukan apa lagi besok pagi. Selagi masih ada harapan baik yang terasa dekat dengan kita, semangat hidup itu akan terus berkobar.

Jika kita tidak mampu melakukan apa-apa bagi orang terdekat yang sedang berjuang melawan sakit, minimal kita bisa selalu ada untuknya. Untuk membuktikan bahwa ia tidak sendirian. Ia masih bisa membagikan harapannya pada kita.

Dian Arthasalina Photo Verified Writer Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya